Rabu, 31 Desember 2014

Panen Tiap Hari, Kebun Jambu Madu Rafi dikembangkan menjadi Agrowisata

Selain dijual di toko-toko atau swalayan, kebun Jambu Air Madu Deli Hijau (MDH) milik saya ini juga diperuntukkan sebagai Agro wisata. Setiap akhir pekan, kebun ini selalu diramaikan pengunjung.
 
Kebun yang beralamat di Jalan Sepakat, Kulim ini memang dipenuhi jambu siap panen tiap harinya. Kebun ini juga dijadikan sebagai tempat wisata. Jadi sambil bawa anak-anak mereka bisa lihat-lihat dan metik sendiri dari batang.

 Gambar 1. Raffi di sela-sela Tabulampot Jambu Madu Miliknya.
 Gambar 2. Hamparan Jambu Madu di Kebun Mini




Selama dua setengah tahun membudidayakan jambu varian Sumatera Utara (Sumut) ini, pengunjungnya terus berkembang. Tidak hanya berasal dari dalam Kota Pekanbaru, tapi juga dari luar.

Kebanyakan pengunjungnya masyarakat sekitar sini, tapi ada yang berasal dari Siak, Pelalawan, dan Kampar juga ada. Biasanya tiap Sabtu dan Minggu ramai.

Pengunjung bisa datang untuk berjalan-jalan melihat cara budidaya Tanaman Buah dalam Pot (Tabulapot). Masuk ke area di dekat perumahan ini tidak dipungut biaya. "Kalau mau beli jambunya bisa petik sendiri Rp 40ribu per kilogram.

Budidaya jambu ini juga bisa menambah penghasilan. Harga satu kilogram Jambu MDH Rp 40ribu di pasaran. Saat ini di lahan 30x30 meter persegi, saya sudah memiliki 150 batang pohon yang berbuah lebat. Jika sehari saja laku 10 Kg, maka sudah berpenghasilan Rp 400 ribu per hari.


Gambar 3. Jambu Madu Siap Untuk di Jual


Jadi dari 100 batang dengan panen 1 kg per batang saja, tiap bulannya sudah bisa mengalahkan penghasilan dari sawit dua hektare.

Untuk tahu lebih banyak budidaya Jambu MDH ini dapat menghubungi saya (Rafi di 081371015202). Atau bisa juga langsung berkunjung ke kebun saya yang beralamat Jalan Sepakat, Perum BMP Blok B No. 8, Kulim Pekanbaru. (Tulisan dimuat juga di bertuah.com)

1 komentar: